Api Pesona Rindu
Ketika api mulai menaiki ubun-ubun
Sedetik saja padam dengan api senyuman manismu itu
Tetapi ketika api yang menaiki ubun-ubun itu sirna
Terbitlah api senyuman manismu di tanah bera dada ini
Tidak tertahankan dan berkobar-kobarlah
Meluluhlantakkan, membumihanguskan sekujur tubuh
Mewujud Api Pesona Rindu!
Duhai Ananda
Rembulan dini hari menjadi saksi
Isak tangis dan teriakan-teriakan SOS tanah bera dada ini
Bapak tiada daya
Duhai Ananda
Bapak …
Bapak titipkan
Janganlah nanti terjadi arti peribahasa ini
Kecil-kecil anak kalau sudah besar onak
Duhai Ananda Api Pesona Rindu Bapak!
(Buat Ananda yang nun jauh)
Dimuatkan ke fiksi kompasiana 09 Juli 2012 | 07:13
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/07/09/api-pesona-rindu-475514.html
Sedetik saja padam dengan api senyuman manismu itu
Tetapi ketika api yang menaiki ubun-ubun itu sirna
Terbitlah api senyuman manismu di tanah bera dada ini
Tidak tertahankan dan berkobar-kobarlah
Meluluhlantakkan, membumihanguskan sekujur tubuh
Mewujud Api Pesona Rindu!
Duhai Ananda
Rembulan dini hari menjadi saksi
Isak tangis dan teriakan-teriakan SOS tanah bera dada ini
Bapak tiada daya
Duhai Ananda
Bapak …
Bapak titipkan
Janganlah nanti terjadi arti peribahasa ini
Kecil-kecil anak kalau sudah besar onak
Duhai Ananda Api Pesona Rindu Bapak!
(Buat Ananda yang nun jauh)
Dimuatkan ke fiksi kompasiana 09 Juli 2012 | 07:13
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/07/09/api-pesona-rindu-475514.html
Tags:
Puisi
0 Komentar: