Hanya Begitu Hanya Bisa Begitu
Ketika Pasukan Putih itu tiba
Di antara kami hanya melihat Paman tergolek bernapas memburu
Di atas dipan kasur empuk termahal keagungannya
Ketika Pasukan Putih itu memohon izin Kami tidak mendengar apa pun
Masing-masing termangu oleh sedih dan bingung
Dan ketika Pasukan Putih itu berpamitan membawa Paman
Kami tiada geming tetap bisu tuli pekak batu
Ketika semuanya telah tiada tersadar dan terkejut
Paman sudah membeku kaku
Kami saling tengok menangisinya melengking
Andai saja kami tahu dan mendengar kejadian itu
Kami tetap akan bak gerombolan kerbau perkasa
Yang tidak berdaya ketika salah satunya diterkam harimau
Hanya begitu hanya bisa begitu
Ketika Pasukan Putih membawa Paman
Ketika takdir menjemput ajal
(Paman di hati di Malaka)
Dimuatkan ke fiksi kompasiana 07 September 2012 | 02:10
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/09/06/hanya-begitu-hanya-bisa-begitu-490885.html
Di antara kami hanya melihat Paman tergolek bernapas memburu
Di atas dipan kasur empuk termahal keagungannya
Ketika Pasukan Putih itu memohon izin Kami tidak mendengar apa pun
Masing-masing termangu oleh sedih dan bingung
Dan ketika Pasukan Putih itu berpamitan membawa Paman
Kami tiada geming tetap bisu tuli pekak batu
Ketika semuanya telah tiada tersadar dan terkejut
Paman sudah membeku kaku
Kami saling tengok menangisinya melengking
Andai saja kami tahu dan mendengar kejadian itu
Kami tetap akan bak gerombolan kerbau perkasa
Yang tidak berdaya ketika salah satunya diterkam harimau
Hanya begitu hanya bisa begitu
Ketika Pasukan Putih membawa Paman
Ketika takdir menjemput ajal
(Paman di hati di Malaka)
Dimuatkan ke fiksi kompasiana 07 September 2012 | 02:10
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/09/06/hanya-begitu-hanya-bisa-begitu-490885.html
Tags:
Puisi
0 Komentar: