Hidayah Taufik MaulhayatMU

Rindu mencekam ingin terduduk di kelab malam
Dengan bergelas-gelas wiski kola berbungkus-bungkus rokok
Lendotan Rina Sang Pramuria
Dan dentuman musik berhiaskan lampu-lampu gila

Kala lampu-lampu gila itu menggelapi seisi kelab beserta jiwa raga
Hanya Rina yang benderang

Oh indahnya temaram
Mendekap Rina di dalam berpaut sungguh nyata membuat terlena
Oh indahnya temaram
Alunan musik, bisikan mesra biduanita
Membuat bois mengajak Rina keluar
Anggukan manja
Tersenyum puas sangat menundukkan Rina

Bak suara petir tunggal!
“Kakek katanya mau shalat Isya! Kok malah duduk tersenyum-senyum sendiri, sih?”

Mengapit cekaman kerinduan dengan istigfar
Memeluk cucu bersama air mata tak terbendungkan
Berderai membasahi kening dan rambutnya

Ya Tuhan hamba
Hidayah Taufik MaulhayatMu merembesi jiwa raga hamba tak terasakan
HikmahMu kala ini melalui cucu hamba untuk segera menunaikan salat Isya
Yang selalu hamba tunda-tunda

Ya Tuhan hamba
Hamba bersimbah derita dari buah dosa-dosa hamba


Dimuatkan ke fiksi kompasiana 26 Oktober 2012 | 04:45
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/10/26/hidayah-taufik-maulhayatmu-503733.html

Tags:

Bagikan:

0 Komentar: