Melepas Sang Ratu Sang Penari Ulung

Kala
Angin:
“Sebutlah dia Sang Ratu Sang Penari Ulung! Karena telah membimbingmu menari berbagai irama tarian indah. Sedih dan Gembira!“ 

Kala
Hujan dan Halilintar:
“Wahai Engkau anak-keturunannya, bergegaslah, Sang Ratu Sang Penari Ulung-mu telah di Gerbang!”

“Mang! Nenek sudah meninggal!”
“Maaak!” Hanya itu

Kala
Kainmu:
“Lihatlah! Di kedua sisi pelupuknya membekas linangan!“
Hati sahaya hancur duhai Sang Ratu Sang Penari Ulung melihat itu

Sudah tentu
Sang Ratu Sang Penari Ulung menangisi perpisahan ini
Sudah tentu
Sang Ratu Sang Penari Ulung tidak tega berat meninggalkan kami
Sudah tentu
Sang Ratu Sang Penari Ulung kesakitan melihat kami menjadi pendosa

Duhai Sang Ratu Sang Penari Ulung
Ikhlaskanlah sahaya-sahayamu
Untuk melepasmu menjadi pengganti menjadi pembimbing
Menjadi Sang Ratu Sang Penari Ulung kembali
Pengirama berbagai irama tarian indah Sedih dan Gembira
Bagi keturunan-keturunan Sang Ratu dari sahaya-sahayamu

Duhai Sang Ratu Sang Penari Ulung
Terhanyut kecintaan kami
Jiwa dan raga tidak terurus

(Ananda Pendurhaka Miskar Kariti)


Dimuatkan ke fiksi kompasiana 11 September 2012 | 02:27
http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/09/11/melepas-sang-ratu-sang-penari-ulung-491882.html

Tags:

Bagikan:

0 Komentar: